hukum pakai deodoran ketika sholat

Adapunmengenakan sedikit wangian-wangian bagi tujuan menghilangkan bau badan seperti memakai deodorant, bedak talcum, sabun dan sebagainya, ini tidaklah termasuk di dalam kategori yang disebutkan di dalam hadis Nabi SAW sebelum ini. Ini kerana di dalam sebuah hadis, Nabi SAW telah bersabda: MemakaiDeodoran Saat Ihram, Apakah Termasuk Dibolehkan? Arif Rahman Hakim 28/07/2019 0 ketika jamaah haji asal Indonesia setelah sampai di Arab Saudi merasa cuaca sangat panas. Nahhkarena itulah kita akan membahas Hukum Wanita Memakai Wangi-wangian. cekidot:D Laki-laki manapun pasti tergoda jika melihat wanita lewat di hadapannya apalagi jika memakai wangi-wangian yang masih tercium walau sudah 50 meter pergi masih aja wanginya nyangkut. Kebiasaan wanita yang keluar rumah dengan wewangian seperti ini amatlah berbahaya. BerandaIslam Hukum Mengenakan Pakaian Terkena Najis Ketika Sholat. Hukum Mengenakan Pakaian Terkena Najis Ketika Sholat. Redaksi - Islam. Minggu, 13/06/2021 - 08:40 WIB. Komentar. Bagikan; Sahkah sholat yang kita lakukan tersebut? Pertanyaan: Assalamu 'alaikum wr.wb. DoaIftitah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram raka'at pertama dan ta'awudz sebelum membaca surat Al Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah dalam solat adalah Sunnah. 5 Pilihan Deodoran Terbaik untuk Wanita. Tidak Boleh Sembarangan, Ini 5 Tips Memilih Skincare mối tình đầu của tôi tập 44. Soalan Salam, adakah sah solat jika memakai deodoran yang mengandungi alkohol? Bagaimana hendak tahu jika sesuatu deodoran itu mengandungi alkohol? Jawapan Menurut maklumat yang diterima alkohol ialah nama yang digunakan di dalam kaedah saintifik kepada sebatian yang mempunyai kumpulan hidroksi -OH dan dikenali ada du ajenis yang agak baik iaitu iAlkohol iiAlkohol bijian-bijian ethanol Kedua jenis alkohol ini mempunyai sebatian yang merupakan formula am struktur R-OH. Methanol adalah sebatian yang mempunyai formula sturuktur CH-OH. Di hospital ia dikenali dengan "spirit" yang dipakai untuk membunuh kuman. Jenis ini tidak digunakan untuk minuman. Ethanol adalaj sebatian yang mempunyai formula struktur CH3CH2-OH bahan inilah yang digunakan sebagau campuran dalam minuman keras. Dari penjelasan di atas mengenai alkohol itu dapat disimpulkan bahawa setiap arak atau minuman keras ada mengandungi alkohol tetapi tidak semua alkohol itu adalah arak. Alkohol dari proses pembuatan arak hukumnya haram dan najis. Alkohol yang dibuat biukan melalui proses pembuatan arak hukumnya tidak najis tetapi haram diminum. Selain itu alkohol juga terhasil dari lebihan pembuatan makanan seperti tapai sama ada dari ubi kayu atau pulut. Ia adalah tidak najis dan harus dimakan. Ubatan dan minyak wangi yang dicampurkan alkohol yang diproses bukan untuk pembuatan arak adalah harus dan dimaafkan. Soalan Salam, adakah sah solat jika memakai deodoran yang mengandungi alkohol? Bagaimana hendak tahu jika sesuatu deodoran itu mengandungi alkohol? Jawapan Menurut maklumat yang diterima alkohol ialah nama yang digunakan di dalam kaedah saintifik kepada sebatian yang mempunyai kumpulan hidroksi -OH dan dikenali ada du ajenis yang agak baik iaitu iAlkohol iiAlkohol bijian-bijian ethanol Kedua jenis alkohol ini mempunyai sebatian yang merupakan formula am struktur R-OH. Methanol adalah sebatian yang mempunyai formula sturuktur CH-OH. Di hospital ia dikenali dengan "spirit" yang dipakai untuk membunuh kuman. Jenis ini tidak digunakan untuk minuman. Ethanol adalaj sebatian yang mempunyai formula struktur CH3CH2-OH bahan inilah yang digunakan sebagau campuran dalam minuman keras. Dari penjelasan di atas mengenai alkohol itu dapat disimpulkan bahawa setiap arak atau minuman keras ada mengandungi alkohol tetapi tidak semua alkohol itu adalah arak. Alkohol dari proses pembuatan arak hukumnya haram dan najis. Alkohol yang dibuat biukan melalui proses pembuatan arak hukumnya tidak najis tetapi haram diminum. Selain itu alkohol juga terhasil dari lebihan pembuatan makanan seperti tapai sama ada dari ubi kayu atau pulut. Ia adalah tidak najis dan harus dimakan. Ubatan dan minyak wangi yang dicampurkan alkohol yang diproses bukan untuk pembuatan arak adalah harus dan dimaafkan. Assalamu alaikum wr. wb. Redaksi NU Online, awal 2020 dunia dihebohkan dengan virus corona. Selain pemakaian masker pelindung mulut dan hidung, masyarakat juga diimbau untuk mengenakan hand sanitizer atau cairan antiseptik tangan. Masalahnya, cairan antiseptik tersebut terbuat dari alkohol. Bagaimana jika orang cuci tangan dengan hand sanitizer lalu melakukan shalat? Mohon penjelasannya. Terima kasih. Wassalamu alaikum wr. wb. Miftah/Jakarta Assalamu alaikum wr. wb. Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Kesucian di pakaian, badan, dan tempat shalat merupakan syarat sah ibadah shalat. Sementara alkohol bahan baku hand sanitizer atau cairan antiseptik tangan oleh sebagian orang diyakini sebagai zat memabukkan yang diidentikkan dengan najis. Adapun status zat alkohol sendiri masih menjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama menyatakan status najis bagi alkohol, meski pemakaiannya pada parfum dan obat sebatas hajat tetap diperbolehkan mafu. Sementara sebagian ulama lain menyatakan kesucian zat alkohol. ومنها المائعات النجسة التي تضاف إلى الأدوية والروائح العطرية لإصلاحها فإنه يعفى عن القدر الذي به الإصلاح قياسا على الأنفحة المصلحة للجبن Artinya, “Salah satu yang dimaafkan adalah cairan-cairan najis yang dicampurkan pada obat dan aroma harum parfum untuk memberi efek maslahat padanya. Hal ini terbilang dimaaf sebatas minimal memberi efek maslahat berdasarkan qiyas atas aroma yang memberi efek maslahat pada keju,” Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqhu ala Madzahibil Arbaah, juz I, halaman 15. Adapun ulama yang menyatakan kesucian alkohol antara lain adalah Syekh Wahbah Az-Zuhayli. Menurutnya, alkohol baik murni maupun campuran itu suci. Sedangkan kata “rijsun” di dalam Al-Qur’an tidak dapat dimaknai sebagai kotoran dalam arti najis, tetapi kotor sebagai perbuatan dosa. مادة الكحول غير نجسة شرعاً، بناء على ماسبق تقريره من أن الأصل في الأشياء الطهارة، سواء كان الكحول صرفاً أم مخففاً بالماء ترجيحاً للقول بأن نجاسة الخمر وسائر المسكرات معنوية غير حسية، لاعتبارها رجساً من عمل الشيطان. Artinya, “Zat alkohol tidak najis menurut syara’ dengan dasar kaidah yang telah lalu, yaitu segala sesuatu asalnya adalah suci baik ia adalah alkohol murni maupun alkohol yang telah dikurangi kandungannya dengan campuran air dengan mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa najis khamr dan semua zat yang memabukkan bersifat maknawi, bukan harfiah, dengan pertimbangan bahwa itu adalah kotor sebagai perbuatan setan,” Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr tanpa tahun], juz VII, halaman 210. Menurut Syekh Wahbah, pemakaian alkohol untuk kepentingan medis tidak bermasalah secara syar’i misalnya untuk mensterilkan kulit, luka, obat, dan membunuh bakteri; atau pemakaian parfum/kolonye dan krim yang mengandung alkohol. Pandangan Syekh Wahbah juga sejalan dengan pembahasan yang diangkat oleh alm KHM Syafi’i Hadzami Rais Syuriyah PBNU 1994-1999 M dalam tanya jawab masalah agama melalui siaran Radio Cendrawasih pada era 1970-1980-an dengan mengutip Yas’alûnaka, jilid II 30 karya Doktor Ahmad As-Syarbashi sebagai berikut كانت لجنة الفتوى بالأزهر قد سئلت مثل هذا السؤال فأجابت بأن الكحول السبرتو على ما قاله غير واحد من العلماء ليس بنجس وعلى هذا فالأشياء التى يضاف إليها الكحول لا تنجس به وهذا هو ما نختاره لقوة دليله ولدفع الحرج اللازم للقول بنجاسته Artinya, “Adalah Lajnah Fatwa di Al-Azhar pernah ditanya seperti pertanyaan ini, maka dijawabnya bahwa alkohol spiritus menurut apa yang dikatakan oleh banyak ulama, bukanlah najis, dan atas dasar ini, maka segala sesuatu yang dicampuri alkohol, tidak terhukum najis. Dan inilah apa yang kami pilih karena kuat dalilnya, dan untuk menolak kepicikan yang lazim karena mengatakan dengan najisnya,” Lihat KHM Syafii Hadzami, Taudhihul Adillah, [Kudus, Menara Kudus 1986], jilid VII, halaman 75-77. Dari pelbagai pandangan di atas, shalat dengan pemakaian hand sanitizer tanpa mencuci tangan terlebih dahulu tetap sah karena pemakaiannya sebatas hajat dimaafkan meski berstatus najis bagi sebagian ulama, terlebih lagi menurut ulama yang menyatakan kesucian alkohol. Terlepas dari itu semua, penyalahgunaan zat alkohol untuk diminum biasanya yang hari ini diidentikkan dengan khamr dilarang oleh agama dan mengandung dosa besar. Meski demikian, alkohol mengandung manfaat bagi manusia termasuk untuk membasmi kuman dan lain sebagainya seperti keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli sebelumnya. قُلْ فِيهِمَآ إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَآ أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا Artinya, “Katakanlah, Di dalam keduanya khamr dan judi terdapat dosa besar dan manfaat bagi manusia. Tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” Surat Al-Baqarah ayat 219. Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca. Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq, Wassalamu ’alaikum wr. wb. TANYA Apakah sah Wanita Shalat Tidak Pakai Mukena? JAWAB Sah. Seorang wanita dibolehkan shalat tanpa memakai mukena, namun dia harus tetap menutup aurat, dengan model pakaian apapun yang menutupi aurat nya. Sebelumnya perlu kita bedakan antara memakai mukena dengan menutup aurat. Seorang wanita bisa menutup aurat dengan model pakaian apapun, meskipun wujudnya bukan berupa mukena. Misalnya dengan memakai jilbab besar, dengan bawahan jubah atau memakai pakaian semisalnya yang menutup semua aurat, dari ujung rambut hingga kaki, selain wajah dan telapak tangan. BACA JUGA Perempuan Tak Kenakan Mukena saat Shalat, Bolehkah? Kemudian, termasuk syarat sah shalat bagi wanita adalah menutup seluruh auratnya. Tak terkecuali menutup kepalanya. Terdapat sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah SAW bersabda, لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ امْرَأَةٍ قَدْ حَاضَتْ إِلَّا بِخِمَارٍ “Allah tidak menerima shalat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai jilbab.” HR. Ahmad, Abu Daud. Hadits ini tidak menjelaskan secara spesifik mengenai bentuk pakaian yang digunakan, sehingga hukum memakai mukena saat sholat ialah boleh selama mukena memenuhi syarat-syarat seperti jilbab. Adapun wanita yang umumnya menyukai kecantikan warna dan motif dalam berpakaian, seringkali menerapkan kesukaannya itu pada mukena yang ia pakai ketika sholat. Hal ini perlu menjadi perhatian wanita agar tidak sampai berlebih-lebihan karena Islam melarang berlebih-lebihan ketika hendak pergi sholat berjama’ah. “Janganlah kalian menghalangi perempuan-perempuan untuk ke mesjid Allah. Tetapi hendaklah mereka keluar dalam keadaan tidak menggunakan perhiasan dan wewangian.” HR. Abi Dawud Hadits ini menunjukkan bahwa wanita hendaknya tidak berlebihan ketika pergi sholat berjamaah. Wanita tidak perlu menggunakan perhiasan dan wewangian yang mampu menarik perhatian orang-orang. Perhiasan yang dimaksud pun meliputi pakaian digunakan, baik berupa mukena maupun jilbab lainnya. Mukena yang digunakan hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut 1. Tidak menerawang;2. Menutup bagian tubuh aurat wanita;3. Tidak mecolok dari segi warna maupun motif. BACA JUGA Bolehkah Wanita Shalat tanpa Mukena? As-Sarkhasi mengatakan “Maksud hadits, seseorang tidak boleh memakai pakaian yang sangat bagus dan indah, sampai mengundang perhatian banyak orang. Atau memakai pakaian yang sangat jelek –lusuh-, sampai mengundang perhatian banyak orang. Yang pertama, sebabnya karena berlebihan, sementara yang kedua karena menunjukkan sikap terlalu pelit. Yang terbaik adalah pertengahan.” Al-Masbuth, 30268 Dari keterangan di atas, seorang wanita dibolehkan shalat tanpa memakai mukena, namun dia harus tetap menutup aurat, dengan model pakaian apapun yang menutu[i aurat dan tidak belebih-lebihan. [] SUMBER DALAMISLAM Connection timed out Error code 522 2023-06-15 044614 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d782a4acdb40b4a • Your IP • Performance & security by Cloudflare Pertanyaan Assalamu alaikum Kita ragu apakah pakaian kita terkena najis atau tidak, sedang kita dalam perjalanan musafir. Kemudian kita langsung melaksananakan sholat karena sudah masuk waktu. Nah, setelah selesai sholat, ternyata kita tahu kalau pakaian kita terkena najis. Sahkah sholat yang kita lakukan tersebut? Haruskah kita mengulanginya lagi? Majelis Tabligh PCM Pujud, Riau disidangkan pada 29 Rajab 1440 H / 05 April 2019 M Jawaban Wa alaikumussalam Dalam ibadah sholat terdapat beberapa syarat sah, salah satunya adalah suci dari kotoran najis, baik itu suci badan, pakaian maupun tempat. Jika sebelum melaksanakan sholat, badan, pakaian, atau tempat tersebut terdapat najis maka hendaknya dibersihkan terlebih dahulu sesuai ukuran besar najisnya. Apabila najis itu berupa air kencing bayi yang belum menerima asupan makanan selain ASI, yang dalam kajian fikih termasuk dalam najis mukhaffafah ringan, maka cukup diperciki air sampai basah. Apabila najis itu berupa kotoran ayam misalnya, yang dalam kajian fikih termasuk najis mutawasithah pertengahan, maka dibersihkan dahulu najisnya kemudian disiram dengan air, dan apabila najis itu berupa jilatan anjing atau dalam kajian fikih termasuk najis mughalazhah berat, maka dicuci tujuh kali salah satunya menggunakan tanah atau bahan pembersih lainnya. Dalam kasus di atas ada beberapa butir yang ingin kami sampaikan. Ketika seseorang mendapati najis sebelum melaksanakan sholat sedangkan ia sudah berwudu, maka ia wajib membersihkan najisnya dan tidak perlu mengulang wudhunya. Apabila terdapat keraguan mengenai kesucian pakaian ketika hendak melaksanakan sholat, maka berlaku kaidah, الأَصْلُ بَقَاءُ مَا كَانَ عَلَى مَا كَانَ. Asal itu tetap sebagaimana semula, bagaimana pun keberadaannya. Artinya, kondisi bagaimana pun pakaian itu akan tetap dihukumi suci sebagaimana hukum awalnya hingga ada bukti yang menunjukkan ketidaksucian pakaian tersebut. Apabila ia sedang melaksanakan sholat kemudian mendapati najis pada pakaian yang memungkinkan untuk dilepas atau dibersihkan seketika itu, seperti sandal, peci atau surban, maka shalatnya tetap sah. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa’id al-Khudriy, عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَخَلَعَ النَّاسُ نِعَالَهُمْ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِمَ خَلَعْتُمْ نِعَالَكُمْ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ رَأَيْنَاكَ خَلَعْتَ فَخَلَعْنَا قَالَ إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ بِهِمَا خَبَثًا فَإِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَقْلِبْ نَعْلَهُ فَلْيَنْظُرْ فِيهَا فَإِنْ رَأَى بِهَا خَبَثًا فَلْيُمِسَّهُ بِالْأَرْضِ ثُمَّ لِيُصَلِّ فِيهِمَا [رواه أحمد]. Dari Abu Sa’id al-Khudriy diriwayatkan bahwasannya Nabi saw sholat kemudian melepas sandalnya dan orang-orang pun ikut melepas sandal mereka, ketika selesai beliau bertanya Mengapa kalian melepas sandal? Mereka menjawab Wahai Rasulullah, kami melihat engkau melepas sandal maka kami juga melepas sandal kami.” Beliau bersabda “Sesungguhnya Jibril menemuiku dan mengabarkan ada kotoran di kedua sandalku, maka jika di antara kalian mendatangi masjid hendaknya ia membalik sandalnya lalu melihat apakah ada kotorannya, jika ia melihatnya maka hendaklah ia gosokkan kotoran itu ke tanah, setelah itu hendaknya ia sholat dengan mengenakan keduanya [HR. Ahmad]. Apabila ia sedang melaksanakan sholat kemudian mendapati najis pada pakaian yang tidak memungkinkan untuk dilepas atau dibersihkan seperti pada baju, celana dan kain sarung maka dibatalkan sholatnya, kemudian dibersihkan najisnya dan diulangi kembali sholatnya. Hal itu dikarenakan suci dari kotoran/najis merupakan syarat sahnya sholat. Apabila ia mendapati najis setelah melaksanakan sholat, maka shalatnya tetap sah dan tidak perlu mengulanginya. Hal ini dipahami dengan mafhum muwafaqah pada hadis tentang sahnya sholat salah seorang sahabat yang bertayamum kemudian menemukan air setelah melaksanakan shalatnya. Wallahu alam bish-shawab. - Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sumber Majalah SM No 15 Tahun 2020 sumber Suara MuhammadiyahBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

hukum pakai deodoran ketika sholat